Bongkar Bisnis Database, Bukan Menipu Tapi Membodohi

Akhir-akhir ini rame banget  hasil screenshoot testimoni bisnis database di story Instagram yang cukup menggiurkan keuntungannya. Ini agak menarik sih, karena lagi booming banget testimoninya spam ada dimana-mana. Sebelum mengupas tuntas tentang bisnis database, well, I did not mean to start a war. Silahkan agan-agan atau sista sista yang mau terjun ke bisnis ini. Hanya saja, ijinkan saya berbagi untuk mengulas apa saja dibalik bisnis database ini. Karena saya resah lho, serius, dua teman selebgram saya yang followernya ribuan berbondong-bondong share testimoni tentang hebatnya bisnis database ini. Bahkan saya rasa, tulisan saya ini bisa jadi full of hatred karena saya rasa bisnis database ini memang cepat dapet duitnya tapi mudarat, alias tidak menguntungkan sama sekali. Menguntungkan secara materi iya, tapi merugikan banyak pihak. Yuk kita simak pelan-pelan.

Kita kenalan dulu deh, bisnis database itu apa sih? Database adalah file yang berisi kontak tertentu. Nah, bisnis database yang lagi hits ini adalah jualan data yang ‘katanya’ sih, berisi kontak mulai dari calon customer yang dikhususnya untuk online shop sampai kontak vendor tangan pertama supaya kalian bisa kontakin mereka satu-satu, dan nyari harga yang paling murah buat jadi reseller. Harapannya, kalian yang beli database-nya bisa manfaatin database itu untuk spam bisnis kalian atau kontakin satu-satu untuk kebutuhan bisnis kalian entah apapun itu.

Tapi…

Kenyataannya…

Tidak gaes. Cara kerja bisnis ini tidak begitu. Kalian yang sudah membeli database itu dengan harga 400 ribu, kalian juga harus bisa menjual database itu ke temen lainnya dengan harga yang sama. Dan itu seterusnya begitu, sistem bisnisnya berputar. Apa bedanya dengan MLM? Nah, banyak pelaku bisnis database yang bilang “ini tuh bukan MLM lho ya,” tapi apa mbak? Bedanya, MLM itu keuntungan dipegang sama topline. Kalo di bisnis database, keuntungan sama rata. Karena kalian beli modal 400 ribu, dijualin lagi dengan harga 400 ribu. See? Jadi gak ada topline atau downline, tapi sama aja, virus bisnis ini akan terus menyebar.

Kalian tau gak aset dari bisnis database ini? Hayo yang kuliah di bisnis coba pikir, apa aset di bisnis database ini? Jawabannya adalah; testimoni. Semakin banyak testimoni, semakin booming bisnis ini di kalangan warga net alias netizen. Lucu gak sih? Disaat Gojek asetnya adalah manusia sebagai driver, bisnis database asetnya adalah testimoni. Jadi kalo kalian menemukan bisnis database yang saya bahas, penjualnya akan rajin share screenshoot testimoni dan foto-foto transferan ATM dari pembeli database.

Menguntungkan? IYA. Kalian beli database 400 ribu itu untuk satu kali aja, biasanya sih kalian akan dapet tawaran; file databasenya, e-book bimbingan bisnis ini (gak paham sampai ada e-booknya -_-), bimbingan online yang nantinya kalian akan dimasukkan di grup entah itu LINE atau WA. Dari modal yang dikeluarkan sekali, kalian bisa jual database yang kalian punya ke banyak orang. Misal sehari kalian dapat pembeli, kalian akan dapat 1200,000. Aduh dek gimana gak terlena abang dek sama bisnis beginian? Sesuai dengan hasutan bisnisnya; tinggal duduk diem manis dan cukup pegang smartphone aja. Ya memang bener, karena effort buat dapetin untung dari bisnis ini semudah itu. Iya, semudah itu.

Tapi, ayolah, berapa banyak orang kalian bodohi untuk menjadi seperti kalian? Instead of using the database, pelaku bisnis database ini memanfaatkan testimoni sebagai senjata untuk menjualkan kembali databasenya supaya modalnya balik berkali-kali lipat. Ayolah…kalian udah dikuliahin mahal-mahal, harusnya tau dan bisa bedain mana bisnis yang itu konkrit entah itu jasa atau produk, transparan, bukan jualan database yang sama sekali gak membuat Indonesia jauh lebih baik. But back again, who am I to judge? Saya mah apa cuma butiran debu, kena sapu lagi. Tulisan ini pun saya rasa akan kontra. Karena pelaku bisnis database ini dapetin duitnya real dan instan. Siapa bokk di dunia ini yang gak pengen dapet duit cepet? Coba bacak ilustrasi cerita di bawah ini…

Sebut saja namanya Siti. Siti tergiur melihat testimoni yang dia lihat di Instagram Story selebgram yang dia follow, sebut saja Kemang. Kemudian dia chat LINE lah si Kemang, si Kemang akhirnya memprospek tentang bisnis database ini dan mengirim no rekeningnya kepada si Siti. Siti tergiur dan mentransfer uang sebesar 400 ribu ke rekening Kemang. Kemudian Kemang mengirimkan database beserta e-booknya di email Siti dan memasukkan Siti ke dalam grup Kemang Go Success.

Di grup itu, Kemang terus memotivasi membernya untuk menjual database 400 ribu lewat media sosial. Kemang juga rajin mengirim screenshoot testimoni bisnis database untuk pemula seperti Siti. Siti pun mengupload testimoni itu di akun media sosialnya. Ternyata, ada 3 orang yang tergiur dengan ajakan Siti dan mentransfer uang ke Siti. Ayo, anak-anak, coba hitung berapa penghilan Siti dalam sehari? Yak, betul, satu juta dua ratus. Lalu, berapa margin penghasilan Siti? Modalnya 400 ribu dengan untung 1200 ribu, artinya dia sudah dapet laba 800 ribu. Bagaimana anak-anak, berminat untuk mencoba bisnis ini?

Yak, kurang lebih seperti itu sih cara kerja sistem bisnis database ini. Tapi bayangkan, akan ada berapa banyak orang seperti Siti (dalam cerita di atas) di Indonesia? Gak berkurang tapi semakin banyak. Bisnis semacam ini pun gak akan bertahan lama, karena pasar yang (maaf, dibodohi) akan semakin sedikit dan kompetitor banyak. Kompetitor itu adalah downline kalian sendiri, alias pembeli database dari kalian sendiri.

Well, tulisan ini akan mendapat banyak cacian dan makian. Karena pelaku bisnis database sudah meraja lela dan meraup keuntungan dari sini. I’ve been there. But again, I did not mean to start a war. Saya gak ganggu rejeki kalian, saya hanya berbagi bahwa bisnis database ini asetnya adalah testimoni. Yang mana, aduh, gimana ya jelasinnya. Pokoknya mudarat, alias gak baik lho teman-teman. Kalian memang untung, tapi tentu bisnis ini merugikan karena gak ada wujudnya. Bener kok, database dan e-book itu berwujud dalam bentuk binari yang diakses online. Yang saya maksud wujud adalah esensi dari produk itu.

Tidak akan berpanjang-panjang untuk cerita. Sama halnya dengan bahasan saya kemarin tentang bisnis buletinkota.com. Saya hanya berpesan, sesuatu hal yang didapatkan tanpa usaha keras maka tidak akan awet. Cari duit itu gampang, tapi cari makna dalam bagaimana mencari duit itu perlu dipertimbangkan dengan baik. Halal kah atau haram. Benar kah atau salah. Segala sesuatu yang baik pun belum tentu benar. Baik di kamu, untung banyak, tapi apakah bisnis ini benar untuk semua umat? Eaa…udah kayak motivator yang tiap menit dapet tepuk tangan?