Budidaya sayuran dengan teknik hidroponik kini mulai marak. Cara berkebun dilahan sempit ini mejadi pilihan masyarakat di era revolusi industri 4.0.
Seperti yang dilakukan masyarakat di kawasan Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur.
Masyarakat disana mulai membudidayakan sayuran hidroponik. Tanaman dibudidayakan di dalam media khusus dengan memakai bantuan sistem sirkulasi air. Sebelumnya, air telah dicampurkan dengan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Ketua Hima Prodi S1 Gizi Unusa, Yunda Andita Putri, menjelaskan kegiatan budidaya tersebut merupakan binaan dari Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) S1 Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dalam menjalankan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D).
Pembinaan itu untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan pangan pada masyarakat desa dalam tatanan baru di era industri 4.0. Hima Gizi Unusa berharap masyarakat Desa Dukunanyar mampu bertahan ditengah pandemi seperti saat ini.
“Kami mengajak masyarakat desa untuk penanaman sayur hidroponik hingga mengolah hasil panen, sehingga memiliki nilai jual yang cukup bagus,” katanya, Jumat (2/10/2020).
Yunda mengatakan, selain membina budidaya sayur hidropinik, pihaknya juga membentuk kader masyarakat desa, melakukan sosialisasi mengenai ketahan dan keamanan pangan. “Dengan begitu akan terbentuk masyarakat yang memiliki ketahanan pangan yang cukup bagus,” jelasnya.
Menurutnya, hasil sayur hidroponik lebih bagus, lebih besar dan lebih sehat, karena tidak menggunakan bahan kimia pestisida atau lainnya.
“Terlebih bagi masyarakat yang memang terdampak pada ketahanan pangan pasca pandemi. Jadi kami juga mengajarkan ke masyarakat dalam mengolah hasil panen mereka untuk dijual kembali,” ucapnya.
Yunda berharap masyarakat bisa terus terus mengembangkan hasil tanam dengan teknik tanam hidroponik di rumahnya. “Karena memang hasilnya lebih terlihat dan biasa dijual kembali,” tandasnya.