Yuk, budidaya hidroponik organik di rumah dengan menjadikan artikel pertanian kali ini sebagai panduan kamu.
Ingin menanam berbagai jenis sayuran namun terkendala oleh lahan yang sempit? Jangan khawatir. Saat ini Anda bisa dengan bebas menanam berbagai jenis sayuran segar dengan budidaya hidroponik organik.
Teknik ini sendiri sudah menjadi trend bagi masyarakat kota yang notabenenya tidak memiliki lahan yang cukup untuk berkebun.
Tips Budidaya Hidroponik Organik
Selain bisa menanam berbagai jenis sayuran di lahan yang sempit, trend hidroponiik juga memberikan keunggulan lain yaitu kualitas panen yang lebih baik dan lebih higenis dibandingkan dengan penanaman secara konvensional.
Bagi Anda yang tertarik untuk melakukan budidaya hidroponik organik, ini dia beberapa tahap yang harus dilakukan:
Pemilihan Sistem Tanam yang Sesuai
Secara umum ada tiga jenis sistem tanam yang biasa digunakan pada proses penanaman secara hidroponik. Ketiga sistem tersebut antara lain sistem kultur air, sistem agregat, dan juga sistem NFT (Nutrient Film Technique).
Karena ketiga sistem tersebut memberikan metode yang berbeda, maka Anda harus memilih sistem yang tepat ketika akan melakukan penanaman secara hidroponik. Agar lebih jelas, ini dia informasi lengkapnya:
Kultur Agregat
Sistem kultur agregat merupakan salah satu sistem penanaman hidroponik dimana media tanah diganti dengan media non tanah seperti pasir, kerikil, hingga pecahan batu bata.
Untuk penanaman dengan metode kultur agregat, anda perlu menempatkan media kedalam pot. Setelah itu lakukan penanaman bibit dan rawat bibit dengan memberikan larutan nutrisi secara rutin.
Kelebihan dari metode ini adalah pengaplikasiannya yang mudah dan bahan-bahannya lebih murah. Namun kelemahannya, sistem ini tidak dapat menyuplai air sehingga Anda harus rutin melakukan penyiraman.
Kultur Air
Sistem kultur air merupakan salah satu sistem budidaya hidroponik dimana proses penanaman sayuran dilakukan pada media air seperti kolam atau kubangan.
Sistem kultur air merupakan sistem hidroponik yang paling lama karena sudah dipraktekkan sejak abad ke-15. Jenis sayuran yang cocok ditanam dengan menggunakan sistem kultur air antara lain kangkong, pakcoi, bayam, dan sayuran hijau lainnya.
NFT (Nutrient Film Technique)
Dibandingkan dengan kedua sistem tadi, sistem NFT merupakan sistem yang paling canggih dan modern. Sebagai pengganti tanah, sistem ini menggunakan media berupa tabung atau selokan yang diisi dengan larutan nutrisi yang kemudian ditanami dengan sayuran.
Tabung selokannya sendiri terbuat dari besi atau aluminium ringan yang tahan lama. Sistem hidroponik NFT sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju karena mampu menghasilkan sayuran berkualitas dan hanya membutuhkan lahan yang sempit.
Penyemaian dan Penanaman Benih
Untuk bisa mendapatkan sayuran yang berkualitas, maka pemilihan benih sangat penting dilakukan. Jika Anda membeli benih dari toko pertanian, periksalah tanggal kadaluarsa, kemurnian benih, dan juga presentase tumbuh yang biasa tertera pada kemasan.
Untuk melakukan persemaian, Anda bisa menggunakan media seperti arang sekam, pasir halus, dan juga rockwool. Untuk benih berukuran kecil seperti cabai dan tomat, ada beberapa teknik penyemaian benih yang harus dilakukan antara lain:
- Siapkan wadah semain yang telah berisi media dengan ketebalan 5-7 cm.
- Tuang benih yang sudah dipilih dengan pasir kering steril lalu aduk merata.
- Tebar benih yang sudah tercampur dengan pasir pada media semai.
- Tutup benih dengan media tipis-tipis.
- Tutupi permukaan wadah semai dengan tisu yang sudah disemprot dengan air.
- Simpan di tempat gelap.
- Jika biji sudah tumbuh hingga 2-3 cm, pindahkan benih ke media hidroponik.
Langkah-langkah pemindahan tanaman ke media hidroponik yang harus dilakukan antara lain:
- Pilih benih yang sehat dan tidak cacat.
- Lakukan transplanting dengan cara membalikkan wadah semai dan mengambil bibit yang akan ditanam pada media hidroponik.
- Lakukan proses penanaman di sore hari agar tanaman dapat langsung beradaptasi di pagi harinya.
- Lakukan perawatan secara rutin sehingga tumbuh kembangnya optimal.
Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman pada budidaya hidroponik sedikit berbeda dengan penanaman secara konvensional. Oleh karena itu agar tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik dapat tumbuh sehat, maka Anda harus melakukan perawatan yang sesuai.
Beberapa langkah perawatan tanaman hidroponik organik yang harus dilakukan antara lain:
Pengairan
Karena sistem hidroponik tidak menggunakan tanah, maka faktor penting keberhasilan tumbuh kembang tanaman adalah proses pengairan yang dilakukan. Apalagi jika anda menggunakan sistem NFT atau kultur air yang membutuhkan air yang cukup.
Agar tanaman dapat tumbuh sehat, maka pastikan air yang digunakan merupakan air bersih yang terbebas dari kuman dan penyakit. Memberikan air kotor akan berdampak pada kesehatan tanaman.
Anda disarankan untuk memberikan air sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Namun frekuensi ini bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca. Hal terpenting yaitu pastikan bahwa ketersediaan air pada media selalu cukup.
Pemupukan
Pemupukan pada budidaya hidroponik lebih diarahkan pada pemberian nutrisi. Nutrisi yang biasa digunakan pada proses pemupukan adalah AB Mix. Anda bisa mendapatkannya dengan mudah di toko-toko pertanian.
Namun jika ingin lebih hemat, Anda juga bisa menggunakan tanaman kipahit (Thitonia diversifolia) pada proses pemupukannya. Sebelum diaplikasikan sebagai pupuk, fermentasikan tanaman ini selama 7-14 hari terlebih dahulu.
Sanitasi
Apa itu sanitasi? Sanitasi merupakan suatu teknik pembersihan baik pada area tanam maupun pada media tanam yang digunakan. Proses sanitasi sendiri sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman.
Pada budidaya hidroponik, Anda bisa melakukan sanitasi dengan cara membersihkan wadah yang digunakan sebagai media hidroponik. Lakukan sanitasi secara rutin tiap 2-4 minggu sekali.
Perempelan
Jika tanaman hidroponik yang Anda tanam berfokus pada hasil buah, maka proses perempelan sangat penting dilakukan. Perempelan sendiri bertujuan agar tanaman dapat terfokus untuk menghasilkan buah dan bunga.
Proses perempelan dilakukan dengan cara membuang daun tanaman yang tua dan berwarna kekuningan dan terserang penyakit. Buang jauh dan bakar daun hasil rempelan sehingga penyakit yang ada tidak menular pada tanaman yang sehat.
Penanggulangan Hama dan Penyakit
Walaupun tidak ditanam di tanah, namun sayuran hidroponik organik juga sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Karena sayuran hidroponik identik dengan tanaman organik, maka pengendalian hama dan penyakit juga harus dilakukan dengan metode organik.
Anda bisa menggunakan tanaman kacang babi (Tephrosia vogelli) yang sudah diekstrak untuk mengendalikan berbagia jenis serangga yang menyerang tanaman seperti ulat, jangkrik, belalang, dan lain-lain. Lakukan pengendalian hama tiap 3-4 minggu sekali secara rutin dengan menggunakan dosis yang tepat.
Pemanenan
Proses pemanenan sayuran bisa dilakukan sesuai dengan usia panen. Untuk berbagai jenis sayuran hijau seperti bayam, kangkung, sawi, maka proses pemanenan bisa dilakukan ketika tanaman memasuki usia 21-25 hari.
Namun, untuk jenis tanaman lain seperti kol dan kubis, pemanenan baru bisa dilakukan ketika tanaman memasuki usia 90 hari.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman dari media kemudian membersihkannya. Setelah dipanen, simpan tanaman di ruangan yang sejuk sehingga tidak rusak. Lakukan proses pemanenan di sore hari.
Itulah tadi beberapa langkah mudah budidaya hidroponik yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Selain tidak membutuhkan tempat yang luas, membudidayakan sayuran sendiri juga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga.
Apalagi jika hasil panen berlimpah dan berkualitas, maka Anda bisa juga menjual sayuran hidroponik organik dan menjadikannya sebagai bisnis yang sangat menguntungkan. Tertarik untuk mencoba?